Kado di hari KARTINI: Main Stream (arus utama) 
Bismillah…. 
Pernah dengar istilah –PUK- Peng-arus Utamaan Keluarga dan –PUG- 
Peng-arus Utamaan Gender?? Ternyata syariat islam, tidak cocok dengan 
–isu gender- lho..(ceritanya, saya mencoba men-sari-kan materi dari 
suatu seminar). Mengapa? Karena dengan adanya PUG, ternyata membuka 
peluang yang lebih luas untuk Lesbi, Biseksual, Homo, Transgender. 
Gender itu, pada dasarnya akan mengacu pada –perasaan- dan –pilihan- 
setiap manusia. Bukan berdasarkan –anugerah kodrati- (ketentuan Allah). 
Jadi, dengan demikian sangat membuka peluang terjadinya 
penyimpangan-penyimpangan. Misal: dalam –teori- gender, seorang anak 
kecil harus diberikan mainan yang –netral- terlebih dulu, dan tidak 
mengarah pada –jenis kelaminnya- (tidak menganggap penting penguatan 
karakter berdasarkan jenis kelamin). 
Begini…. seorang anak laki-laki sah-sah saja ketika diberikan 
mainan –boneka Barbie- atau masak-masakan, atau seorang perempuan 
dibelikan mainan robot-robotan, pistol/senapan. Ketika si anak ternyata 
nyaman dengan mainan perempuan (boneka, masak-masakan, dsb), meski dia 
adalah seorang laki-laki…maka si anak berhak untuk menentukan pilihan 
bahwa ia memilih untuk tetap menjadi seorang laki-laki atau lebih nyaman
 menjadi seorang perempuan. Jadi, -identitas diri- itu masih bisa 
dikompromi berdasarkan –kenyamanan- tadi. 
Bila sudah begini, pastinya akan mengundang –fitnah- 
besar-besaran. Inilah sebabnya di beberapa Negara luar yang –menjunjung 
tinggi- gender, menghalalkan perkawinan sesama jenis..bahkan diatur 
dalam konstitusi. Nah, bila ada –penentangan-, maka pihak penentang 
tersebut bisa dikatakan sebagai –penindas HAK ASASI MANUSIA-. 
Biasanya, bila berbicara tentang gender akan terkait juga dengan 
emansipasi wanita. Sementara sejauh ini, frame ttg emansipasi (yang 
terkadang masih salah kaprah)..hanya membuat wanita (seolah) tersadarkan
 bahwa mereka benar-benar –mahluk- yang termarginalkan. Semangat yang 
muncul, terkadang adalah semangat yang bersifat –revenge-. 
Oleh karenanya, imbas dari emansipasi yang –bablas- tersebut 
adalah –keluarga- yang menjadi victim. Keluarga yang terabaikan.. 
suami-istri yang tidak harmoni.. anak-anak yang –salah asuhan-..  
Padahal, we need to know that, dari rumah lah…Negara ini bisa berdiri 
kuat. Rumah adalah –karantina- dasar dalam membentuk SDM yang 
berkualitas. Keluarga –pecah-…Negara pun akan –bermasalah-..karena SDM 
yang terbentuk adalah manusia yang.. –payah- ! 
So, Indonesia… mau pilih yang mana??? PUK atau PUG?? –tapi jangan galauuu-   ;)
The last: Lets make Indonesian strong from home… ^^v 
Wallahu’lalam Bishawab….

0 komentar:
Posting Komentar