Sabtu, 04 Januari 2014

Orang Tua yang Baik

0

Bismillah


Orang Tua yang Baik


Saya pernah mendengar seorang ustadz menceritakan kisah yang pernah ia alami, bahwa ia sempat mendapat “klien” seorang pemuda yang kaya-raya, hidupnya serba berkecukupan. Usaha yang dijalankan pemuda tersebut sukses dan semakin berkembang. Namun, tibalah di suatu titik dimana pemuda tersebut merasa jiwanya gersang dan hampa. Akhirnya, ia meminta saran kepada ustadz (yang bercerita).Pemuda itu mengungkapkan bahwa selama ini dia telah banyak disibukkan oleh aktivitas duniawi,, sehingga mengabaikan aspek spiritualnya sendiri. Sang pemuda mengemukakan rencananya untuk pergi ke tanah suci kembali, karena ingin mendekatkan diri pada Allah dan mencari keridhoanNya.

 Akan tetapi, ustadz tersebut menyarankan suatu solusi sederhana, yakni “ keridhoan Allah, tidak perlu jauh-jauh dicari hingga ke tanah suci. Keridhoan Allah dapat kau cari dari lingkungan terdekatmu. Lebih baik, pulanglah ke tempat orang tuamu tinggal.  Kunjungi mereka dan bersilaturahimlah..”.Mendengar saran dari ustadz, sang pemuda seketika “tertampar” hatinya. Pemuda tersebut menyadari bahwa selama ini ia memang telah lupa kepada orang tuanya.Sang pemuda menitikkan air mata seraya beristighfar memohon ampun kepada Allah karena merasa telah mengabaikan orang tuanya.

Cerita tersebut, nampaknya banyak terjadi di masa kini. Anak-anak yang tenggelam dalam hiruk-pikuk kesibukan pekerjaan dan lupa atas hak orang tuanya.Pola pendidikan anak islami, diawali dengan “diri sendiri dalam memuliakan kedua orang tua.” Ketika membaca tweet tersebut, saya kembali tersadarkan..bahwa semua berawal dari diri sendiri. Terkadang seseorang memiliki visi yang melesat jauh ke depan, namun terlupa untuk dapat peka pada lingkungan terdekat. Bisa jadi sekarang kita (khususnya yang masih lajang)sudah sibuk bekerja mencari penghasilan untuk dijadikan sebagai pundi-pundi dana ketika kelak berkeluarga, Bisa saja kita sudah bersemangat dalam mencari dan menggali ilmu-ilmu kerumahtanggaan. Mungkin saja ada dari kita yang sudah merencanakan “pola didik” anak-anak kelak. Namun, bila kita tidak mengindahkan“ahlak terhadap orang tua (kita)”, maka kemungkinan ada –mis- ketika kita mengarungi rumah tangga kelak.

Bhakti kita terhadap orang tua kita saat ini, berbanding lurus dengan bhakti anak-anak kita terhadap orangtuanya kelak. Jangan berharap anak-anak kita dapat menjadi anak yang baik, shaleh, berahlak mulia, cerdas, dsb… apabila kita sebagai orang tuanya tidak memberikan TELADAN terlebih dahulu. Amal terhadap orang tua adalah salah satu amalan yang “istimewa”. Mengapa? Karena ketika kita memuliakan atau mendurhakai mereka, maka Tuhan akan menyegerakan pula balasannya di dunia.



So, bagi kita yang masih mempunyai orang tua (lengkap atau tidak), jangan sia-siakan waktu dan kesempatan untuk MEMPERBAIKI hubungan terhadap mereka.Memuliakan orang tua, agar kita tidak menyesal kemudian. “Anak yang shaleh akan menjadi jalan keselamatan bagi orang tuanya kelak di akhirat”, maka logikanya adalah dibutuhkan orang tua yang shaleh pula (termasuk berbhakti kepada orangtua) untuk dapat membentuk anak yang shaleh..





Wallahu'alam bishawab

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com