Bismillah 
Orang Tua yang Baik
Saya
 pernah mendengar seorang ustadz menceritakan kisah yang pernah ia 
alami, bahwa ia sempat mendapat “klien” seorang pemuda yang kaya-raya, 
hidupnya serba berkecukupan. Usaha yang dijalankan pemuda tersebut 
sukses dan semakin berkembang. Namun, tibalah di suatu titik dimana 
pemuda tersebut merasa jiwanya gersang dan hampa. Akhirnya, ia meminta 
saran kepada ustadz (yang bercerita).Pemuda itu mengungkapkan bahwa 
selama ini dia telah banyak disibukkan oleh aktivitas duniawi,, sehingga
 mengabaikan aspek spiritualnya sendiri. Sang pemuda mengemukakan 
rencananya untuk pergi ke tanah suci kembali, karena ingin mendekatkan 
diri pada Allah dan mencari keridhoanNya.
 Akan tetapi,
 ustadz tersebut menyarankan suatu solusi sederhana, yakni “ keridhoan 
Allah, tidak perlu jauh-jauh dicari hingga ke tanah suci. Keridhoan 
Allah dapat kau cari dari lingkungan terdekatmu. Lebih baik, pulanglah 
ke tempat orang tuamu tinggal.  Kunjungi mereka dan 
bersilaturahimlah..”.Mendengar saran dari ustadz, sang pemuda seketika 
“tertampar” hatinya. Pemuda tersebut menyadari bahwa selama ini ia 
memang telah lupa kepada orang tuanya.Sang pemuda menitikkan air mata 
seraya beristighfar memohon ampun kepada Allah karena merasa telah 
mengabaikan orang tuanya.
Cerita tersebut, nampaknya 
banyak terjadi di masa kini. Anak-anak yang tenggelam dalam hiruk-pikuk 
kesibukan pekerjaan dan lupa atas hak orang tuanya.Pola pendidikan anak 
islami, diawali dengan “diri sendiri dalam memuliakan kedua orang tua.” 
Ketika membaca tweet tersebut, saya kembali tersadarkan..bahwa semua 
berawal dari diri sendiri. Terkadang seseorang memiliki visi yang 
melesat jauh ke depan, namun terlupa untuk dapat peka pada lingkungan 
terdekat. Bisa jadi sekarang kita (khususnya yang masih lajang)sudah 
sibuk bekerja mencari penghasilan untuk dijadikan sebagai pundi-pundi 
dana ketika kelak berkeluarga, Bisa saja kita sudah bersemangat dalam 
mencari dan menggali ilmu-ilmu kerumahtanggaan. Mungkin saja ada dari 
kita yang sudah merencanakan “pola didik” anak-anak kelak. Namun, bila 
kita tidak mengindahkan“ahlak terhadap orang tua (kita)”, maka 
kemungkinan ada –mis- ketika kita mengarungi rumah tangga kelak.
Bhakti
 kita terhadap orang tua kita saat ini, berbanding lurus dengan bhakti 
anak-anak kita terhadap orangtuanya kelak. Jangan berharap anak-anak 
kita dapat menjadi anak yang baik, shaleh, berahlak mulia, cerdas, dsb… 
apabila kita sebagai orang tuanya tidak memberikan TELADAN terlebih 
dahulu. Amal terhadap orang tua adalah salah satu amalan yang 
“istimewa”. Mengapa? Karena ketika kita memuliakan atau mendurhakai 
mereka, maka Tuhan akan menyegerakan pula balasannya di dunia. 
So,
 bagi kita yang masih mempunyai orang tua (lengkap atau tidak), jangan 
sia-siakan waktu dan kesempatan untuk MEMPERBAIKI hubungan terhadap 
mereka.Memuliakan orang tua, agar kita tidak menyesal kemudian. “Anak 
yang shaleh akan menjadi jalan keselamatan bagi orang tuanya kelak di 
akhirat”, maka logikanya adalah dibutuhkan orang tua yang shaleh pula 
(termasuk berbhakti kepada orangtua) untuk dapat membentuk anak yang 
shaleh..
Wallahu'alam bishawab

0 komentar:
Posting Komentar